Senin, 15 Desember 2014

Tukang Kayu dan Ketekunan

tukang kayu



Suatu ketika, ada seorang tukang kayu yang sudah tua. Dia meminta si pemilik usaha (juragan) agar mengijinkannya untuk pensiun agar ia bisa menghabiskan sisa umurnya bersama istri dan anak cucunya. Namun ternyata pemilik usaha menolak permintaan tukang kayu tersebut. Bahkan dia menawarkan kenaikan gaji kepada tukang kayu agar dia mengurungkan niatnya untuk pensiun. Namun tukang kayu tersebut menolaknya dan tetap pada keputusannya untuk pensiun.



Si juragan kemudian berkata kepada tukang kayu tersebut, "Saya mempunyai permintaan terakhir untukmu, yaitu membangun sebuah rumah dan ini akan menjadi pekerjaan terakhirmu. Setelah kau menyelesaikannya aku akan memenuhi keinginanmu untuk pensiun." Tukang kayu tersebut akhirnya sepakat dengan usulan tersebut.

Mulailah si tukang kayu bekerja. Karena mengetahui bahwa rumah ini akan menjadi pekerjaan terakhirnya, ia tidak maksimal dalam mengerjakannya. Selain menggunakan bahan-bahan yang murah dan waktu mengerjakannya lebih cepat daripada biasanya, cara yang digunakannya pun tidak maksimal karena ia merasa lelah karena telah lama bekerja dengan serius dan maksimal sebelumnya. Jadi ia melakukan pekerjaan terakhirnya ini dengan setengah hati dan yang penting cepat selesai.

Setelah tukang kayu tersebut menyelesaikan pekerjaannya, si juragan menyerahkan kunci rumah baru tersebut kepadanya dan berkata, "Sesungguhnya rumah ini adalah hadiah untukmu sebagai tanda terima kasihku karena kau telah lama bekerja denganku. Saya berharap agar engkau mau menerimanya."

Tukang kayu tersebut sangat terkejut mendengar kalimat itu. Karena andai saja dia tahu bahwa dia sedang membangun rumahnya sendiri, ia tentu akan membangun rumah itu dengan sungguh-sungguh dan serius.





-  Setiap kita adalah subyek yang membangun sesuatu untuk diri kita sendiri dan melukis gambar untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain  -




Tidak ada komentar: