Kamis, 01 Januari 2015

Arti Sebuah Komitmen

komitmen

Komitmen...
Apa itu komitmen ?
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata KOMITMEN didefinisikan sebagai perjanjian atau keterikatan untuk melakukan sesuatu.

Sedang dalam perkembangannya, kata perjanjian sendiri mungkin bisa diartikan suatu ikrar, sumpah atau janji yang disepakati oleh dua belah pihak atau lebih untuk memenuhi atau mematuhi segala sesuatu yang telah disetujui atau disepakati dalam perjanjian itu sendiri dan semua itu tercantum dalam bukti konkrit berupa surat perjanjian atau sebuah buku perjanjian. Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh Surat Perjanjian Kerja, Akta Jual Beli, dan lain sebagainya.

Lalu apakah kata JANJI yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki arti dan pemahaman kata yang sama seperti PERJANJIAN. Contoh sederhana yang dapat kita ambil seperti pada saat kita berjanji akan mengembalikan barang yang kita pinjam tepat waktu, janji untuk nonton bioskop dengan teman atau pacar, janji untuk tidak terlambat lagi yang kita ucapkan kepada guru saat kita di sekolah dan mungkin anda bisa menambahkan lebih banyak lagi contoh-contoh yang lain. Apakah janji-janji yang kita sebutkan di atas tadi bisa dikategorikan sebagai perjanjian ? Bagaimana pendapat anda.

Kalau menuru saya pribadi, mungkin janji-janji seperti yang kita sebutkan di atas bisa dikategorikan sebagai komitmen, tapi bukan perjanjian. Mengapa begitu ? Bukankah dalam paragraf pertama di atas komitmen didefinisikan sebagai perjanjian. Ya, memang benar. Tapi dalam perkembangannya dewasa ini yang bisa disebut sebagai perjanjian adalah komitmen yang divisualisasikan dengan bukti hitam di atas putih. Jika bukti itu tidak ada, itu semua bukanlah perjanjian, itu hanyalah komitmen.

Ya, hanya komitmen....

Ironis memang. Tapi itulah fakta yang dapat kita lihat saat ini. Sebesar apapun resiko yang diambil dan segigih apapun seseorang memegang komitmen, tidak akan berarti bila itu semua tidak di wujudkan menjadi perjanjian. Bayangkan jika salah satu pihak dalam sebuah komitmen (bukan perjanjian) mengingkari komitmen dimana dipertaruhkan resiko besar di dalamnya, tentunya salah satu pihak akan mendapat keuntungan yang besar dan pihak lainnya akan sangat dirugikan. Bukan hanya soal kerugian materi, tapi juga mental atau psikologi. 

Kesimpulannya, tinggi rendahnya level komitmen tidak lagi dinilai dari besarnya pengorbanan dan resiko yang diambil atau pun kegigihan untuk memegang komitmen, melainkan dinilai dari berapa harga materai yang terkena goresan pena anda.

Jadi, masih bersediakah anda berkomitmen....?


Tidak ada komentar: